Selasa, 05 Mei 2009

Permainan Tradisional, Akankah Tinggal Cerita?

Anak-anak jaman sekarang udah gadget minded kayaknya... mainannya udah canggih-canggih!
Serba komputer, HP, PS BOX, Nintendo terbaru... serba teknologi canggih. Beda jauh dengan permainan gue waktu kecil, yang menurut gue lebih asyik, lebih seru, sama2 membutuhkan keahlian dalam menggunakan strategi, tapi menyehatkan. Gak cuma duduk mantengin layar, pergelangan tangan dan jempol yang hanya aktif bergerak, serta sepasang bola mata yang fokus ke layar permainan.
Kenapa bisa begitu?
1. Karena emang jaman gue kecil dulu belum ada gadget-gadget-an... televisi aja masih cuma ampe 8 channel. Dan komputer bener2 masih barang langka. Paling banter waktu SD uda ada tetris atawa 'gimbot'
2. Dulu tanah lapang tempat main/ngumpul anak-anak banyak tersedia, sekarang? uda berubah jadi pabrik, gedung tinggi, kompleks perumahan, dan lain-lain.
3. Barangkali memang permainan2 sekarang yang serba komputer itu lebih menarik dibanding permainan tradisional (menurut gue tetep lebih asik permainan tradisional)
4. Makin sini jaman makin materialistik, sekarang anak2 seperti sudah didoktrin semakin canggih mainan yang dia punya, semakin keren lah dia dibanding temen2 nya yang gak punya.
5. Sifat konsumerisme yang makin menjadi-jadi. Kemajuan teknologi memang berperan penting dalam menciptakan permainan2 canggih, tapi tanpa konsumen, permainan itu cuma jadi pajangan belaka.
6. Tidak ada yang menurunkan permainan tradisional kepada anak2 jaman sekarang.

Well, point 6 seems to be taking the part a lot... bener gak? Kalo aja ada yang menurunkan permainan2 tradisional itu, mungkin kita masih bisa nemuin anak2 yang memainkannya. Karena memang permainan tradisional itu tetap menarik walopun jaman telah berganti, hanya saja anak2 sekarang tidak punya kesempatan untuk mengenalnya, sehingga mereka gak tau betapa menariknya permainan tradisional itu. Hmm.. nanti kalo gue punya anak, gue tetep akan mengenalkan permainan-permainan ini, semoga permainan tradisional tidak hanya tinggal cerita belaka...

1. Congklak

Uda bertahun-tahun lalu terakhir gue main ini, tapi gue masih inget cara memainkannya. Hanya bisa dilakukan oleh 2 pemain yang saling berkompetisi. Tiap lubang congklak kecuali 2 lubang induk diisi 7 biji -biasanya kerang- yang nantinya biji itu harus kita kumpulkan sebanyak2nya ke lubang induk. Lawan main gue waktu itu cuma mamah, dan gue selalu kalah. Mamah ternyata masih inget strategi jitu dari permainan ini walo uda lama gak maenin congklak. Canggih!

2. Engkle

Waktu kecil biasa nyebut engkle gunung. Permainan ini cuma butuh kapur, ato apapun untuk menggoreskan gambar engkle di lantai/tanah dan lempeng batu/lempeng pecahan genting untuk di lempar ke dalam kotak engkle secara bertahap, siapa yang berhasil mencapai gunung duluan dialah pemenangnya, tapi harus melakukannya dengan engkle.






3. Gatrik

Yang ini, gue agak susah maeninnya. Cara mainnya memerlukan tongkat panjang sebagai pemukul dan tongkat pendek sebagai anak gatrik. Anak gatrik yang dipasang di atas batu akan dilambungkan oleh tongkat gatrik, ketika sudah di udara, dipukul lagi. Kalo anak gatrik tertangkap oleg regu lawan, akan dinyatakan kalah, tapi jika tidak, akan diukur jarak seberapa jauh anak gatrik terlempar.




4. Galah

Yang ini memerlukan kecekatan berlari dan menghindari musuh. Setiap pemain regu pertama harus melewati pemain regu kedua yang berjaga di depan wilayah masing2 tanpa tersentuh. Pemenangnya adalah yang berhasil melewati semua penjaga. Mirip2 penjaga gawang menahan bola yah... bedanya ini menahan lawan main agar tidak berhasil masuk ke wilayahnya.


5. Bol-bol-an/benteng-bentengan
Dimainkan 2 regu yang masing-masing punya markas/benteng. Markas ditandai dengan satu titik yang harus diinjak oleh pemain sebagai pertahanan. Tiap 'markas' punya 'penjara' untuk menahan lawan main yang berhasil ditangkap. Regu yang menang adalah regu yang berhasil merebut 'markas' lawan dengan cara menginjak titik 'markas' lawan ketika pemain lawan tidak ada yang menjaga markasnya sendiri.

Dan masih banyak lagi! ada petak umpet, kucing-kucingan, Ucing Jejak, oray-orayan, jejengkolan, bola bekel (yang maennya pake kerang), lompat tali (tali dibuat dari untaian karet)...

Apa lagi hayooo?

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Nuth, ngajak nostalgia nih. Ini mainan anak yang masih saya ingat (tp maaf, nama mainan pake bhs jawa)
Dakon/congklak yg msh pake lubang tanah. Biji dakon dg batu kerikil atau kecik (isi sawo)
Ombak banyu: anak2 berdiri membuat lingkaran secara berselang-seling satu duduk satu berdiri, tangan saling bergandeng, dan tumit kaki yang duduk saling bertumpu (beralaskan sabut kelapa). Lalu secara serempak menarik dan memutar, spt komedi putar.
Gobak sodor permainan saling mem-block lawan agar tdk bisa melewati ruang/garis berikutnya. Permainan ini memanfaatkan kelengahan musuh, dan harus slg kerjasama
Pasar-pasaran, yaitu main jual-jualan. Minyak goreng2n bisa dibuat dari daun kembang sepatu yang diremas di dalam air.
Omah2n atau rumah2n, caranya membuat rumah2n dengan membentangkan kain milik emak dari satu pohon ke pohon lain.
bekellompat tali karetjelungan atau petak umpetgamparan: lempar batu dari jarak tertentumain dakocan/boneka : boneka hsl kreasi sendiri, asal berbentuk manusia
gatrik kalau di jawa sana dinamakan benthikapa lagi ya? msh ingat bbrp permainan sih, tp lupa namanya he..he..

Nuthfasa mengatakan...

gobak sodor sama ama galah yaa...

Unknown mengatakan...

ya... ya.. betul.
saya dulu masih suka lo main begituan...

Anonim mengatakan...

duh jadi kangen nu keur alit euy... ayeuna mah asa hese nya..

nisfa mengatakan...

pantek kalian nih