Jumat, 24 April 2009

Bahaya Mengancam dari Hujan Asam

Sudah dibahas sebelumnya di blog berjudul Save Our Earth, bahkan ratusan ribu tahun lalu hal mengenai ini sudah tertulis di Al-Qur'an. Bahwa yang menjadi penyebab utama rusaknya alam adalah aktivitas manusia itu sendiri, bukan makhluk lain!
Buktinya, penyebab MAYORITAS munculnya hujan asam adalah karena aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gunung meletus bisa menyebabkan hujan asam, tapi tetep aja, yang menjadi penyebab mayoritas adalah aktivitas manusia.



Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan. (wikipedia)


Kabarnya, hujan asam di Jakarta sudah pada tingkat membahayakan. Betapa tidak, volume jumlah kendaraan bermotor setiap harinya bisa ampe jutaan, buktinya bukan hanya jalan2 protokol di jakarta yang kena macet. Dan hal seperti itu harus segera ditanggulangi, kalo enggak, permasalahan ini bisa menjadi bom waktu yang saat ini nampak tidak begitu dipermasalahkan penduduk Jakarta dan bahkan penduduk dunia namun suatu saat ini bisa menjadi sangat merugikan dan membahayakan. Bahwa barangkali akan ada dampak berbahaya setelah kulit kita sering kontak dengan air hujan yang masuk kategori hujan asam itu. Itu baru satu dari sekian permasalahan yang diakibatkan oleh hujan asam.

Hujan asam juga dapat menurunkan populasi jumlah ikan di perairan. Karena pH yang terlalu rendah tidak memungkinkan ikan untuk hidup. Asam juga mudah mengikat logam berbahaya sehingga dapat menyebabkan peningkatan jumlah pencemaran logam berbahaya di perairan.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Air asam juga dapat menghambat pertumbuhan dan 'kesehatan' tanaman, sementara kita membutuhkan tanaman untuk suplai oksigen.

Are we going to be silent while the earth is getting worst? A place where our beloved children & grand children will be the next who's living in? Let's make every day earth day!!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

gimana klo blogger karawang pada saat kopdar membahas juga tentang kegiatan "save the world"...biar karawang tidak kena juga....

Anonim mengatakan...

Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi
saraf otak yang kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya
penyakit menular. Penderita Alzheimer mengalami keadaan penurunan daya
ingat yang parah sehingga penderita akhirnya tidak lagi mampu mengurus
dirinya sendiri.

Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang ditandai
dengan melemahnya kemampuan bercakap, kemampuan berpikir sehat, daya
ingat, kemampuan mempertimbangan, adanya perubahan kepribadian dan
tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani penderita
dan juga anggota keluarga yang perlu menjaga dan merawatnya. Menurunnya
fungsi ingatan juga memengaruhi fungsi intelektual dan sosial penderitanya.
Sumber penyakit ini belum diketahui dengan pasti, tetapi bukan karena
proses penuaan. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa kepikunan ini
berkaitan dengan pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal
menjadi semacam serat.

Resiko untuk mengidap Alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan
usia. "Pada usia sekitar 65 tahun, seseorang berisiko lima persen untuk
menderita penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat setiap
lima tahun,"menurut Ahli Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan Psikologi,
Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr. Esther
Ebeenezer. Meskipun kepikunan seringkali dikaitkan dengan usia lanjut,
namun terbukti bahwa penderita Alzheimer yang pertama diidentifikasi
adalah seorang perempuan berusia awal 50 tahunan.

Sejarah Alzheimer

Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907 ini, dinamakan
Alzheimer sesuai nama penemunya.
Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya
mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak
amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).
Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut, dipercaya
menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini
menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu
neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak
seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala
penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer
tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal
yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal
mungkin saja "sering lupa" tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan
dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Penelitian
klinis terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen asam lemak omega-3
dapat memperlambat laju penurunan fungsi kognitif penderita alzheimer
ringan.

Gejala dan tingkat keparahan penyakit:

Pada taraf ringan gejalanya dapat berupa: lupa dimana menyimpan kunci,
lupa mengambil uang kembalian, lupa mau membeli apa di toko, lupa nomor
telepon atau tidak ingat mana obat yang setiap hari biasa dimakan.

Pada tingkat menengah: penderita misalnya, lupa mencampurkan gula dalam
minuman, garam dalam masakan atau lupa bagaimana cara mengaduk gula di
dalam gelas.

Pada tingkat yang parah, penderita sudah tidak mampu melakukan hal-hal
mendasar seperti mengurus diri sendiri, tidak lagi mengenali keadaan
sekitar rumahnya, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga
terdekat.

Penderita Alzheimer dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan
minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Penderita
tingkat menengah atau parah dapat menunjukkan tingkah laku aneh, seperti
menjerit, terpekik atau mengikuti orang ke mana saja, bahkan walau orang
tersebut ke WC.

Selain itu, penderita dapat juga mengalami semacam halusinasi seperti
mendengar suara atau bisikan halus, atau
melihat bayangan menakutkan. Penderita juga kadangkala berjalan mondar
mandir tanpa tujuan dan pola tidur mereka juga berubah. Penderita
biasanya akan lebih banyak tidur di siang hari dan terus terjaga pada
malam hari.
Keadaan tersebut secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada
perawat atau anggota keluarga yang harus waspada menjaga penderita
selama '36 jam' sehari.

Kebanyakan penderita Alzheimer meninggal dunia akibat radang paru-paru
atau pneumonia karena mereka tidak dapat melakukan berbagai aktivitas
fisik lainnya.
Yang menyedihkan, adalah bahwa orang yang sakit itu sendiri tidak
memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang
lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan.
Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan
penderita seperti fungsi kognitif, aktivitas dan tingkah laku sehari2.

Prevalensi

Sekitar tahun 1950-an diperkirakan sekitar 2,5 juta warga dunia
menderita penyakit ini. Pada tahun 2003 Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang yang berusia di atas
60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menderita Alzheimer.
Peningkatan jumlah penderita Alzheimer berkaitan dengan meningkatnya
jumlah warga dunia yang berusia lanjut, dan semakin panjangnya usia
atau masa hidup warga dunia. Usia hidup perempuan meningkat hingga
mencapai usia 80 tahun dan laki-laki mencapai usia 75 tahun. Selain
itu, faktor pemeliharaan kesehatan yang semakin baik dan menurunnya
tingkat kelahiran.

Orang yang berisiko menderita Alzheimer:
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.

Jadi, sebelum penyakit ini menimpa diri kita, mari selamatkan bumi mulai dari cara yang mudah dan sederhana : hemat energi!

Nuthfasa mengatakan...

@alamkarawang: good idea :), kapan nih kopdar lagi?

@mas guskar: komentar terpanjang yang pernah ada di blog saya, mungkin dibanding semua blog. Tapi sangat2 bermanfaat, menambah 'ekstra' pengetahuan.
Iya... dimulai dari hal terkecil, dari diri sendiri... kalo semua orang melakukannya, efeknya justru luar biasa!